Nama : Nursyam
NIM : 1151140007
Prodi : Sastra
Indonesia________________________________________________
Seni Lukis
§ Pengertian
seni lukis
Seni lukis adalah hasil curahan cita
dan rasa dari subjek pencipta dengan menggunakan media karya yang berupa garis,
bidang, warna tekstur, volume, dan ruang dalam bidang dua dimensi. Ungkapan ide
tersebut dapat berupa bermacam-macam bentuk menurut gaya atau corak dan aliran
serta kemampuan pelukisnya. Gaya atau corak lukisan tersebut, antara lain
natural, dekoratif, ekspresif, pointilis (titik-titik), linier (garis-garis),
dan bloking.
Seni lukis merupakan
salah satu cabang dari seni rupa. Dengan dasar pengertian yang sama, seni
lukis adalah sebuah pengembangan yang lebih utuh dari menggambar. Melukis adalah kegiatan mengolah medium dua
dimensi atau permukaan dari objek tiga dimensi untuk mendapat kesan tertentu.
Medium lukisan bisa berbentuk
apa saja, seperti kanvas, kertas, papan, dan
bahkan film di dalam fotografi bisa dianggap sebagai media lukisan. Alat
yang digunakan juga bisa bermacam-macam, dengan syarat bisa memberikan imaji tertentu kepada media yang digunakan.
§ Sejarah umum seni lukis:
Zaman prasejarah
Secara
historis,
seni lukis sangat terkait dengan gambar. Peninggalan-peninggalan prasejarah
memperlihatkan bahwa sejak ribuan tahun yang lalu, nenek moyang manusia
telah mulai membuat gambar pada dinding-dinding gua untuk
mencitrakan bagian-bagian penting dari kehidupan. Sebuah lukisan atau gambar
bisa dibuat hanya dengan menggunakan materi yang sederhana seperti arang, kapur, atau
bahan lainnya. Salah satu teknik terkenal gambar prasejarah yang dilakukan
orang-orang gua adalah dengan menempelkan tangan di
dinding gua, lalu menyemburnya dengan kunyahan dedaunan
atau batu
mineral berwarna. Hasilnya adalah jiplakan tangan berwana-warni
di dinding-dinding gua yang masih bisa dilihat hingga saat ini. Kemudahan ini
memungkinkan gambar (dan selanjutnya lukisan) untuk berkembang lebih cepat
daripada cabang seni rupa lain seperti seni
patung dan seni keramik.
gambar, lukisan kebanyakan dibuat di atas
bidang datar seperti dinding, lantai, kertas, atau
kanvas.
Dalam pendidikan seni rupa modern di Indonesia, sifat ini disebut juga dengan dwi-matra
(dua dimensi, dimensi datar).
Objek
yang sering muncul dalam karya-karya purbakala adalah manusia, binatang,
dan objek-objek alam lain seperti pohon, bukit, gunung, sungai, dan laut. Bentuk dari
objek yang digambar tidak selalu serupa dengan aslinya. Ini disebut citra dan
itu sangat dipengaruhi oleh pemahaman si pelukis terhadap objeknya. Misalnya,
gambar seekor banteng
dibuat dengan proporsi
tanduk yang luar biasa besar dibandingkan dengan ukuran tanduk asli.
Pencitraan ini dipengaruhi oleh pemahaman si pelukis yang menganggap tanduk
adalah bagian paling mengesankan dari seekor banteng. Karena itu, citra
mengenai satu macam objek menjadi berbeda-beda tergantung dari pemahaman budaya
masyarakat di daerahnya.
Pada
satu titik, ada orang-orang tertentu dalam satu kelompok masyarakat prasejarah
yang lebih banyak menghabiskan waktu untuk menggambar daripada mencari makanan.
Mereka mulai mahir membuat gambar dan mulai menemukan bahwa bentuk dan susunan
rupa tertentu, bila diatur sedemikian rupa, akan nampak lebih menarik untuk
dilihat daripada biasanya. Mereka mulai menemukan semacam cita-rasa keindahan
dalam kegiatannya dan terus melakukan hal itu sehingga mereka menjadi semakin
ahli. Mereka adalah seniman-seniman yang pertama
di muka bumi
dan pada saat itulah kegiatan menggambar dan melukis mulai condong menjadi
kegiatan seni.
Zaman klasik
Seni
lukis zaman klasik kebanyakan dimaksudkan untuk tujuan:
- Mistisme
(sebagai akibat belum berkembangnya agama),
- Propaganda
(sebagai contoh grafiti di reruntuhan kota Pompeii).
Di
zaman ini lukisan dimaksudkan untuk meniru semirip mungkin bentuk-bentuk yang
ada di alam. Hal ini sebagai akibat berkembangnya ilmu pengetahuan dan
dimulainya kesadaran bahwa seni lukis mampu berkomunikasi lebih baik daripada
kata-kata dalam banyak hal.
Zaman pertengahan
Sebagai
akibat terlalu kuatnya pengaruh agama di zaman pertengahan, seni lukis mengalami
penjauhan dari ilmu pengetahuan. Ilmu
pengetahuan dianggap sebagai sihir yang bisa menjauhkan manusia dari pengabdian
kepada Tuhan.
Akibatnya, seni lukis pun tidak lagi bisa sejalan dengan realitas.
Kebanyakan
lukisan di zaman ini lebih berupa simbolisme, bukan realisme. Sehingga sulit sekali
untuk menemukan lukisan yang bisa dikategorikan "bagus".
Lukisan
pada masa ini digunakan untuk alat propaganda
dan religi. Beberapa agama yang melarang penggambaran hewan dan manusia
mendorong perkembangan abstrakisme (pemisahan unsur bentuk yang
"benar" dari benda).
Zaman Renaissance
Berawal
dari kota Firenze.
Setelah kekalahan dari Turki, banyak sekali ilmuwan
dan budayawan (termasuk pelukis) yang menyingkir dari Bizantium
menuju daerah semenanjung Italia sekarang. Dukungan dari keluarga deMedici
yang menguasai kota Firenze terhadap ilmu pengetahuan modern dan seni membuat sinergi
keduanya menghasilkan banyak sumbangan terhadap kebudayaan baru Eropa. Seni
rupa menemukan jiwa barunya dalam kelahiran kembali seni zaman klasik. Sains di
kota ini tidak lagi dianggap sihir, namun sebagai alat baru untuk merebut
kembali kekuasaan yang dirampas oleh Turki. Pada akhirnya, pengaruh seni di
kota Firenze menyebar ke seluruh Eropa hingga Eropa Timur.
Tokoh
yang banyak dikenal dari masa ini adalah:
§
Aliran seni
lukis
Surrealisme
Lukisan
aliran surrealisme ini kebanyakan menyerupai bentuk-bentuk yang sering ditemui
di dalam mimpi dan sebenarnya bentuk dari gudang fikiran bawah sadar
manusia. Pelukis berusaha untuk membebaskan fikirannya dari bentuk fikiran
logis kemudian menuangkan setiap bagian dari objek untuk menghasilkan sensasi
tertentu, yang bisa dirasakan manusia tanpa harus mengerti bentuk aslinya.
Salah satu tokoh yang populer dalam aliran ini adalah Salvador
Dali.
Kubisme
Adalah
aliran yang cenderung melakukan usaha abstraksi terhadap objek ke dalam
bentuk-bentuk geometri atau bentuk balok-balok untuk mendapatkan sensasi
tertentu. Salah satu tokoh terkenal dari aliran ini adalah Pablo
Picasso.
Romantisme
Merupakan
aliran tertua di dalam sejarah seni lukis modern Indonesia. Lukisan dengan
aliran ini berusaha membangkitkan kenangan romantis dan keindahan di setiap
objeknya. Pemandangan alam adalah objek yang sering diambil sebagai latar
belakang lukisan. Romantisme dirintis oleh pelukis-pelukis pada zaman
penjajahan Belanda dan ditularkan kepada pelukis pribumi untuk tujuan koleksi
dan galeri di zaman kolonial. Salah satu tokoh terkenal dari aliran ini adalah Raden
Saleh.
Plural painting
Adalah
sebuah proses beraktivitas seni melalui semacam meditasi atau pengembaraan
intuisi untuk menangkap dan menterjemahkan gerak hidup dari naluri kehidupan ke
dalam bahasa visual. Bahasa visual yang digunakan berpijak pada konsep PLURAL
PAINTING. Artinya, untuk menampilkan idiom-idiom agar relatif bisa mencapai
ketepatan dengan apa yang telah tertangkap oleh intuisi mempergunakan
idiom-idiom yang bersifat: multi-etnis, multi-teknik, atau multi-style.
Badingkut(isme)
Sebuah
kecenderungan, penggayaan, atau cara proses kreatif yang dikembangkan oleh
Herry Dim sejak tahun 1970-an. Kegiatan membuat karya dengan menggunakan
bahan-bahan temuan dan bahkan bahan-bahan bekas ini kemudian bisa menjadi karya
seni dua dimensi (lukisan maupun instalasi dinding), karya tiga dimensi (serupa
patung), karya ruang (seni instalasi), atau karya seni tata panggung teater.
Bahkan di kemudian hari dikembangkan oleh teman dan generasi penerusnya menjadi
garapan musik, tari, senirupa pertunjukan (performance art), dan teater.
Tentang "Badingkut"
untuk seni tata panggung teater telah ditulis oleh Herry Dim di dalam sebuah
bukunya "Badingkut: Di antara
tiga jalan teater".
§ Macam-macam Seni Lukis berdasarkan tujuan
pembuatannya.
Dalam
membuat sebuah karya seni lukis, para seniman memiliki berbagai macam tujuan
dan alasan pembuatan karya tersebut. Tujuan-tujuan yang dipilih oleh para
seniman antara lain tujuan religius, magis, simbolis, estetis, komersil, dan
ekspresi.
Seni Lukis untuk Tujuan
Religius
Seorang
seniman yang memiliki tujuan religius menjadikan lukisan yang dibuatnya sebagai
pengabdian yang ditunjukan kepada Tuhan, nenek moyang, atau para dewa, baik
politheisme atau monotheisme. Salah satu bentuk lukisan yang dibuat dengan
tujuan religius adalah lukisan pada gua leang-leang di Maros, Sulawesi Selatan.
Seni Lukis untuk Tujuan
Magis
Seorang
seniman yang memiliki tujuan magis menjadikan lukisan yang dibuat untuk
mendatangkan magis atau sihir. Lukisan ini bersifat primitif. Akan tetapi,
pelukis modern juga banyak yang melukis tema dan motif primitif agar
menimbulkan kesan magis. Mereka menganut paham primitivisme. Seniman-seniman
yang banyak melukis tema dan motif primitif banyak terdapat di Bali.
Seni Lukis sebagai Tujuan
Simbolis
Seorang
seniman yang memiliki tujuan simbolis melakukan kegiatan melukis untuk
melambangkan suatu cita-cita kehidupan pribadi atau kelompok. Misalnya,
cita-cita berupa kebahagiaan, kedamaian, kekuatan, dan kehendak positif yang
bermanfaat bagi manusia. Contoh lukisan yang dibuat dengan tujuan simbolis
adalah lukisan kepahlawanan Pangeran Diponegoro karya Basuki Abdullah.
Seni Lukis untuk Tujuan
Estetis
Seorang
seniman yang memiliki tujuan estetis akan melukis dengan sematamata
mengutamakan rasa keindahan saja sehingga lukisannya dapat dinikmati sebagai
penghias dekorasi. Contoh lukisan yang memiliki tujuan estetis adalah lukisan
pemandangan atau lukisan kegiatan masyarakat.
Seni Lukis untuk Tujuan
Komersil
Seorang
seniman yang memiliki tujuan komersil akan melukis dengan mengutamakan selera
pembeli. Contohnya adalah para pelukis di jalan.
Seni Lukis untuk Tujuan
Ekspresi
Seorang
pelukis yang melukis dengan tujuan ekspresi akan melukis untuk mengekspresikan
perasaannya sendiri, tanpa melihat unsur-unsur lain. Di sini seniman benar-benar
total mencurahkan semua ekspresi dan perasaannya ke dalam sebuah lukisan.
Teknik yang dipakai pun beragam dan biasanya seorang seniman ini mempunyai
teknik khas tersendiri.
§ Macam
- Macam Teknik Lukis.
Sebagai sebuah aktivitas seni, tentu
saja terdapat beberapa teknik baku dalam lukis. Lukis sendiri dilakukan dengan
menggunakan cat minyak. Bahkan dalam melukis objek yang paling sederhanapun
tetap membutuhkan teknik supaya lukisan yang dihasilkan maksimal. Macam - macam
teknik lukis terdiri dari 3 teknik, yaitu: teknik basah, teknik kering, dan
teknik campuran. Dibawah ini akan dijelaskan secara rinci masing - masing
teknik lukis tersebut.
Teknik basah
Merupakan teknik lukis dengan cara
mengencerkan cat minyak terlebih dahulu dengan menggunakan minyak cat, baru
kemudian dipoleskan diatas permukaan kanvas. Dalam teknik ini menggunakan jenis
kuas yang panjang bulunya. Teknik basah ini biasanya digunakan untuk melukis
secara rata (flat) atau tanpa kesan volume. Kelebihan dari teknik ini
adalah: akan cepat memblok warna, lukisan terlihat bersih dan cemerlang, hanya
membutuhkna cat minya yang relatif sedikit, serta cat minyak yang menempel di
palet masih tetap bisa dipergunakan.
Teknik kering
Melukis dengan menggunakan teknik
kering berarti melukis tanpa menggunakan minyak cat (linseed oil). Teknik ini
menggunakan kuas dalam keadaan kering dan tidak berminyak. Oleh karena itu,
sebaiknya menggunakan cat yang baru dikeluarkan dari dalam tube. Teknik kering
ini cocok untuk melukis dengan kesan volume dan keruangan, seperti realisme,
naturalisme, dan surelisme. Adapun kelebihan dari teknik kering ini adalah:
mudah membentuk objek dan kesan keruangan, mudah mengontrol proses pendetailan,
lebih mudah menghapus warna dengan cara menumpuk dengan warna lain, selama melukis
pandangan tidak akna terganggu dengan faktor cat yang mengkilat, serta cat akan
lebih cepat kering.
Teknik campuran
Banyak orang yang menyebut teknik
campuran sebagai teknik akademis. Teknik ini merupakan kombinasi antara teknik
kering dan teknik basah. Bisa dibilang teknik ini merupakan penyempurna dari
kedua teknik sebelumnya. Teknik ini dilakukan dengan teknik kering dahulu
(memblok warna sambil menambah intensitas minyak cat secara perlahan hingga
menjelang finishing lukisan.
Gambar Mona Lisa, karya
Leonardo Davinci.
Referensi:
http//:
www.wikipedia/enseklopedia/indonesia-seni-lukis.html, diakses pada tanggal 12 Desember 2013, pukul 23.25 WITA.
http//:
sejarah-seni-lukis/artikel/bloggspot.com.html, diakses pada tanggal 12
Desember 2013, pukul 23.45 WITA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar