Rabu, 10 Agustus 2016

Puisi Cinta bertepuk sebelah tangan



Kepada dia yang berinisial Kasih
Mencintaimu walau ‘tak memilikimu
Melawan segala rasa yang kusebut itu cinta
Walau ‘ku tahu itu akan jadi luka
Aku hanya ingin mencintaimu dengan sederhana
Seperti kayu pada api yang menjadikannya abu
Mencintai meski ‘tak berbalas
Sebab ‘ku tahu hanya bertepuk sebelah tangan
Mungkin, hari ini aku adalah realitas
Esok hanya akan tinggal kenangan
Aku ‘tak menuntut untuk dikenang
Yang ‘ku ingin hanyalah masa depan yang indah untukmu
Andai masa itu dapat kau raih dengan melupakanku
Maka lupakanlah aku
Sebab aku hanyalah pungguk perindu bulan

Desa Aska, 2014



@syam_panritalopi

Puisi



Mencintaimu Setulus Kematian
Oleh : Syam
Disaat engkau
Telah sempurna menjadi makhluk yang disebut manusia
Disaat itu pula garis jodoh telah ditentukan-Nya
Petualangan hidup engkau lalui
Menyiratkan suatu makna yang tak dapat engkau pahami dengan logika
Beribu makhluk yang diciptakan-Nya
Bernama manusia
Engkau hanya akan dipertemukan dengan dia
Yang telah ditakdirkan  untuk menjadi khalifah
Dalam menuntun hidup di bawah bayang-bayang fatamorgana
Dia telah bersabar dalam menanti kehadiranmu
Dengan berucap qalam Ilahi
Engkau dapat menyatu dengannya
Menyempurnakan tulang rusukmu
Hingga akhirnya
 Engkau tahu betapa Dia
“ Mencintaimu setulus kematian”

Romeo dan Juliet



Abstrak
            Penelitian ini dilakukan untuk mengungkapkan tanda-tanda yang berupa makna yang secara simbolis maupun yang tersirat dalam naskah drama yang berjudul Romeo dan Julia. Adapun sumber data penelitian ini adalah naskah drama Romeo dan Julia karya William Shakespeare yang terbit pada pertama pada tahun 1955. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik pendekatan Semiotika yang selanjutnya untuk mengetahui simbol-simbol yang terdapat dalam naskah ini, Pada penelitian ini juga dilakukan pendekatan pada tokoh dan penokohan dalam upaya untuk menganalisis tokoh-tokoh yang terlibat dalam naskah drama tersebut.
            Dalam penelitian ini yang diteliti dibagi menjadi 3 bagian, yaitu bagian pertama adalah menganalisis unsur semiotik yang terdapat dalam naskah drama Romeo dan Julia yang terlebih dahulu ditentukan skema naratif dasar, kedua adalah analisis tanda yang menjadisignifier utama, dan ketiga adalah analisis sintagmatik dan paradigmatik. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah berdamainya kedua keluarga sijoli dalam naskah drama ini setelah Romeo dan Julia menutup mata untuk selamanya.
            Kata kunci : Semiotika, simbol, Romeo dan Julia.


A.    PENDAHULUAN

a.      Latar Belakang
            Menurut Sumardjo dan Sumaini, salah satu pengertian sastra adalah seni bahasa. Artinya, sebuah karya sastra yang tercipta untuk memberikan khasanah kepada pembaca. Karya sastra yang berupa seni dimakskudkan adalah bahwa sebuah karya sastra tercipta dari unsur kemanusiaan yang menghasilkan semangat dan keyakinan serta kepercayaan sehingga secara personal memuat interpretasinyang berdasarkan ideologi.
            Pengertian sastra secara etimologi, kata sastra berasal dari bahasa sansekerta yaitu sas berarti menginstruksi, Teew (1988:34). Sastra sangat berarti pada kehidupan sosial sebab sastra biasanya merupakan rekaan realitas masyarakat pada umumnya, sehingga dalam membaca karya sastra, pembaca akan secara sadar dan secara ideologi pribadi dapat memberikan pandangannya.
            Dalam mengakaji naskah drama Romeo dan Julia digunakan pendekatan Semiotika.  Semiotika secara etimologi, Semiotika berasal dari kata Yunani yaitu semio yang berarti tanda (Ferdinand de Saussure : 1839-1914). Secara terminologi Semiotika dapat didefinisikan sebagai ilmu tentang tanda-tanda. Pelopor Semiotika yang populer adalah Charles Sanders Pierce dan Ferdinand de Saussure melalui dikotomi sistem tanda : signified dan significant yang sifatnya atomisits. Makna muncul ketika terdapat hubungan antara yang ditandai “signifie” dengan yang menandai “signifier”. Tanda merupakan suatu kesatuan dari suatu bentuk penanda (signifier) dengan sebuah idea tau petanda (signified). Oleh karena itu, tanda akan membuat manusia akan berpikir, karena setiap tanda memiliki makna.
            Secara etimologi, kata drama berasal dari bahasa Yunani yaitu tiruan. Awal drama muncul pertama kali oleh Aecilus pada tahun 525-456 SM, berkembang pada tahun 60-an. Drama berkembang pada saat pemerintahan Jepang dalam bentuk seni, yaitu sandiwara oleh kelompok amatir, 1940-an pada abad 20.Drama merupakan Live in Action atau kehidupan yang ditampilkan melalui lakon. Drama terbagi atas dua bagian, yaitu drama sebagai seni merupakan bentuk teater yang sudah komleks dan drama sebagai karya sastra yang merupakan bentuk skrip atau naskah. Menurut (Waluyo, 2001 : 1) drama adalah potret kehidupan manusia, potret suka duka, pahit manis, dan hitam putih kehidupan manusia.
            William Shakespeare lahir di Inggris, disebuah daerah bernama Stratford-upon-Avon pada tahun 1564 dan wafat di sana pada tahun 1616. Ia menulis beberapa karya puisi, kisah, biografi, sejarah, dan cerita komedi. Karya – karya lainnya yang terkenal selain Romeo & Juliet antara lain : Macbeth, Hamlet, King Lear, Othello, Julius Caesar, Timons of Athens, dan sebagainya.
            Ayahnya adalah orang yang dulu pernah kaya saat dia lahir, namun jatuh miskin karena menjual barang secara ilegal. Akhirnya William kecil hidup dan dibesarkan dalam kemiskinan. Beruntung dia masih bisa menempuh pendidikan di Stratford Grammar School, tempatnya belajar bahasa latin dan sastra klasik. Disana ia juga memelajari karya – karya dari penulis dan filsuf dari Yunani kuno dan Romawi. Masa itu percetakan memang telah masuk ke Eropa sejak tahun 1452 sehingga Shakespeare dan orang Inggris lain dapat membaca buku – buku dengan kisah – kisah dari berbagai tempat seperti Italia, Perancis, Asia dan Afrika Utara.
            Beberapa kisah – kisah ini menjadi inspirasi cerita – cerita terbesar karya William Shakespeare. Contohnya, The Golden Ass karya Apuleius, sebuah kisah kuno dari Afrika Utara, kemudian menjadi inspirasinya dalam menulis kisah Romeo dan Juliet dari seorang penulis inggris lain, yang mendapatkannya dari penulis Perancis yang menerjemahkannya dari kisah abad ke -16 oleh Luigi De Porta dari Italia yang bersumpah bahwa cerita tersebut adalah cerita nyata.
            Pada usia 18 tahun William Shakespeare menikah dengan seorang perempuan bernama Anne Hathaway dan dikarunia 3 orang anak. Sekitar tahun 1590-an, namanya mulai melejit dan dikenal orang saat mengadu nasib di London karena sukses menulis beberapa karya antara lain puisi, soneta, dan sempat menjadi aktor dalam beberapa pentas drama. William Shakespeare pensiun dari dunia penulisan saat umur 48 tahun. Tiga minggu sebelum wafat, Shakespeare menulis surat wasiat di mana meninggalkan sebagian besar hartanya kepada putri tertuanya, Susanna,

b.      Rumusan Masalah
            Berdasarkan pada uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi perumusan masalah di dalam naskah drama Romeo dan Julia yang berkaitan dengan simbol yang sarat makna dengan pendalaman dan identifikasi lebih lanjut, maka yang timbul menjadi pertanyaan adalah : Bagaimanakah alur cerita dalam naskah drama Romeo dan Julia ? Apakah amanat yang disampaikan dalam cerita naskah drama Romeo dan Julia ?

B.     ANALISIS SEMIOTIKA dalam NASKAH DRAMA ROMEO dan JULIA
            Dalam analisis ini, yang menjadi pokok pembahasan adalah naskah drama Romeo dan Julia karya William Shakspeare. Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam analisis ini adalah sebagai berikut : pertama, dimulai dengan menganalisis semiotik berupa skema naratif dasar dilakukan dengan cara menelusuri rangkaian struktur narasi dalam cerita pada naskah drama tersebut. Kedua, menentukan jenis tanda yang menjadi signifier utama dengan menggunakan konsep Pierce. Ketiga, mengidentifikasi dan menganalisis tanda-tanda dengan analisis sintagmatik dan paradigmatik dalam oposisi biner yang merupakan konsep F. De Saussure.
            Dalam naskah drama Romeo dan Julia terdapat lima babak. Oleh karena itu, dalam analisis skema naratif dasar dilakukan secara perbabak. Dalam menentukan signifier utama ditampilkan pada setiap babak dalam rangka mempermudah identifikasinya. Kemudian yang terakhir adalah menganalisis sintagmatig dan paradigmatik dengan menentukan oposisi biner atau yang merupakan kata biner.

1.      Skema naratif dasar
1). Skema naratif dasar pada BABAK 1
ü  Pada acara keluarga Capulet, hadirlah Romeo. Ketika itu dia secara tanpa sengaja bertemu dengan Julia dan akhirnya jatuh cinta padanya.
ü  Keponakan nyonya Capulet yang sangat benci terhadap Montaugue beserta keluarganya, terutama pada Romeo.
ü  Julia yang dimabuk asmara tak perduli dengan asal-usul Romeo.
            Skema naratif dasar pada babak 1 ini, diawali dengan hadirnya Romeo pada sebuah pesta yang diselenggarakan oleh musuh ayahnya, yakni Capulet. Ketika pesta itu berlangsung, Tybalt keponakan Capulet mengetahui bahwa Romeo hadir pada pesta tersebut. Sehingga amarah Tybalt hampir tak terkendali. Namun, ketika itu Capulet bersikap bijaksana pada Romeo. Dari pertemuan yang singkat itu, kedua hati sepasang sijoli saling bersatu dalam balutan asmara yang kian cepat mengusik hati. Akhirnya, dari pertemuan itulah Julia selalu memikirkan Romeo dan begitupun sebaliknya.
Tybalt:“itu orang Montague, musuh kita sejak dulu! Penjahat itu datang    kemari”.           (W. Shakespeare, 1955 : 48).
Capulet: “tenanglah nak, biarkan dia. Adatnya adat orang sopan.....”. (W.  Shakespeare 1955 : 49).
Julia: “ Ah, cintaku tunggal bertunas dari benci tunggal! Tak tahu mengapa            bertemu terlambat  kenal! Alangkah malangnya nasibku yang memaksa pada    musuh terbesar aku jatuh cinta”. (W. Shakspeare,1955 : 54).
            Dari penggalan dialog diatas, mendeskripsikan keadaan emosianal tokoh. Tybalt sangat membenci Romeo, namun pada sisi lain Capulet dapat bersikap bijak dan Julia yang terpanah asmara oleh Romeo menyesalkan pertemuannya yang terlambat.
2). Skema naratif dasar pada BABAK 2
ü  Romeo dan Julia sudah saling mencinta dengan cinta yang amat dalam.
            Romeo datang kembali menemui Julia dikediamannya. Ketika itu, Julia sedang gundah gulana merisaukan Romeo. Namun, Romeo tiba-tiba datang dan mendengarkan risauan hati Julia. Keduanya pun terlibat dialog, sehingga mereka pun saling berjanji dan akhirnya Romeo dan Julia membuat kesepakatan untuk segera menikah di pondok Rahib Lorenzo tanpa sepengetahuan kedua keluarganya. Hanya inang atau pembantu Julia yang mengetahui niat Julia dan Romeo.
3). Skema naratif dasar pada BABAK 3
ü  Romeo dan Julia berniat menikah secara diam-diam di pondok Rahib Lorenzo.
ü  Romeo dan Tybalt bertengakar dan akhirnya darin pertikaian itu Tybalt tewas.
            Skema naratif dasar pada babak 2 ini, yaitu ketika pada pertemuan selanjutnya antara Romeo dan Julia. Ketika itu keduanya saling bersepakat untuk menikah secara diam-diam di gereja. Keduanya saling mengikat janji suci yang dipandu oleh Lorenzo seorang pendeta di pondok Rahib Lorenzo.
            Pada suatu ketika Tybalt bertemu lagi dengan Romeo yang amarahnya tak pernah redup, pada pertemuan itu Romeo mengajak untuk berdamai dan menjalin persahabatan, tetapi Tybalt tidak mau akan hal itu. Terjadilah pertengkaran yang akhirnya menewaskan Tybalt pada peristiwa itu. Ketika tewasnya Tybalt, maka Romeo disuruh melarikan diri oleh Benvolio tidak lain adalah teman Romeo. Penduduk berdatangan dan nyonya Capulet pun mengetahui bahwa Tybalt tewas. Namun, Bonvolio mencerikan alur pertengkaran mereka. Tetapi nyonya Capulet tak mempercayai Bonvolio, sehingga ia menuntut agar Romeo dihukum mati.
4). Skema naratif dasar pada BABAK 4
ü  Paris datang dengan maksud dan tujuan untuk melamar Julia.
ü  Julia pura-pura menerima lamaran Paris.
ü  Pernikahan Julia dan Paris batal.
            Skema naratif dasar pada babak 4 adalah ketika tanpa diketahui sebelumnya oleh Capulet, Paris seorang bangsawan muda datang dengan niat melamar Julia. Lamaran itupun disetujui oleh Capulet. Namun, Julia yang telah berikrar janji suci dengan Romeo tak ingin mengkhianati itu dan Julia pun tak ingin mengecewakan orang tuanya, maka Julia berinisiatif mencari solusinya dengan mendatangi Lorenzo dan menceritakan semuanya. Dari pertemuan mereka, Lorenzo memberikan obat kepada Julia yang akan membuat Julia tertidur selayaknya mayat selama empat puluh dua jam.
            Keesokan harinya, Inang yang memanggil Julia, melihatnya dengan keadan kaku di atas ranjangnya, sehingga dengan keadaan itu, seisi rumah Capulet geger dengan kondisi Julia yang tampak seperti mayat yang terbaring kaku di atas ranjang tidurnya, sehingga Julia batal menikah dan dimakamkan.
5). Skema naratif pada BABAK 5
ü  Berita kematian Julia yang dibawa oleh Balthasar bujang Romeo.
ü  Surat Lorenzo tak sampai kepada Romeo.
ü  Paris dan Romeo bertemu di tempat pemakaman Julia, keduanya saling bertengakar dan akhirnya Paris tewas.
            Skema naratif pada babak 5, yaitu ketika Balthasar membawa kabar kepada romeo bahwa Julia meninggal. Sementara itu, Lorenzo menyuruh Johannes seorang pendeta mengirimkan surat kepada Romeo akan kejadian sebenarnya. Sialnya, surat itu tak sampai kepada tangan Romeo. Romeo yang frustasi akan berita itu, ia pun mengdatangi tukang pembuat obat dan ia pun memaksa pembuat obat itu untuk membuatkannya obat maut yang dapat membuatnya mati.
            Pada saat Romeo bersama bujangnya datang kepemakaman Julia, ternyata ia bertemu dengan Paris yang sementara dalam keadaan labil, maka pertikaian dan pertengkaran diantara keduanyapun tak terelakkan, sehingga pada perkelahian itu Paris tewas oleh tangan Romeo.Setelah meletakkan Paris dengan perasaan yang hancur dan tidak karuan, maka akhirnya Romeo pun meminum obat/racun yang ia bawa. Kemudian Romeopun mati setelah meminum obat itu.
            Julia bangun dari tempat semayamnya yang tak berada jauh dari posisi Romeo terkapar dalam kedaan tak bernyawa. Julia meratapi Romeo dan melihat botol racun yang telah diminum oleh suaminya. Dengan penuh kesedihan, diraihnya belatih Romeo, kemudian Julia menusukkan kedadanya dan ia pun mati.

2.      Analisis Signifier Utama
            Dalam menentukan signifier-signifier yang merupakan repsentasi dari simbol-simbol dari naskah drama Romeo dan Julia, maka dilakukan analisis jenis sign. Signifier-signifier tersebut dapat ditemukan pada kutipan-kutipan di bawah ini :
ü  Signifier Babak 1
            Pada signifier utama babak 1, yakni pada dialog antara Julia dan Romeo yang merupakan awal pertalian asmara mereka. Adapun kutipan dialognya :
Romeo:”dosa dari bibirku ? Nikmatlah dosa itu. Kembalikanlah dosaku”.
Julia:”sehingga bibirku mendapat dosa dari bibirmu”. (W. Shakespeare, 1955 : 52).
            Dari kutipan dialog di atas, mendeskripsikan secara kompleks awal pertalian hubungan asmara mereka berdua. Kalimat Romeo yang diutarakannya menandakan bahwa mereka telah berciuman dengan hasrat yang menggebu. Begitupun dengan pernyataan Julia yang luluh akan sentuhan lembut dari Romeo. Julia yang sebelumnya telah menaruh rasa simpatik terhadap Romeo, maka pada saat pertemuan mereka saling meluapkan rasa yang dipendamnya.

ü  Signifier Babak 2
            Pada signifier utama babak 2, yaitu ditemukan pada kutipan percakapan antara Romeo dan Julia, berikut :
Romeo :”o, Juliaku, kalau sukacitamu sebesar sukacitamu, dan jika engkau lebih    mahir bermadah, saksikanlah dengan nafasmu udara ini, agar dalam nyanyian        merdu suaramu memuji bahagia di hati kita berdua di pertemuan ini.
Julia:”kekayaan hati adalah rasa, dan bukan kata; bangga akan hadiratnya, namun             tidak suka mewah. Siapa tahu harga dirinya; dialah pengemis: Kekayaan         cintaku tidak terhingga, tak dapat kuhitung betapa banyaknya”. (W.      Shakespeare, 1965 : 98).
            Pada kutipan dialog tersebut mencerminkan bahwa seiring dengan waktu bergulir hasrat perasaan mereka semakin mendalam. Romeo yang dimabuk asmara oleh paras Julia yang ayu, begitupun dengan Julia yang selalu merasa bahwa rasa cinta kasihnya tak memiliki batas. Dialog ini merupakan penjelas dan penegas bahwa dari pertemuan sebelumnya ternyata keduanya saling memiliki kasih yang sama.
ü  Signifier Babak 3
            Pada signifier utama babak 3 ini adalah ketika Tybalt kembali bertemu dengan Romeo. Pertemuan itu membuat mereka bertengakr dan akhirnya Tybalt tewas oleh tangan Romeo. Adapun kutipannya sebagai berikut :
Romeo :’dia sorak-sorai dan hidup, sedang Mercutio mati! Lenyap kini kelunakan             lemah lembut dan kupeluk keganasan pembawa maut! Tybalt, terimalah             kembali perkataan “penjahat” yang kau lemparkan padaku tadi. Sukma             Mercutio melayang dekat di atas kita dan menanti rohmu untuk mengiring dia.       Engkau atau aku, atau kita berdua nanti menyusul dia”.
Tybalt:”kau bedebah yang selalu bersama dia. Kinipun pengikutnya”.
Romeo :”inilah putusannya!”. (W. Shakespeare, 1965 : 107-108).
            Pada kuitpan ini jelas bahwa Tybalt sangat keras kepala dan tidak mau berdamai dengan Romeo. Sehingga Romeopun tak memiliki kesabaran untuk menghadapinya. Tybalt dan Romeo akhirnya berkelahi dengan menggunakan pedang, dari perkelahian itu Tybalt gugur oleh tangan Romeo. Dari kejadian ini, membuat keadaan masyarakat Verona panik. Nyonya Capulet yang tak mempercayai cerita Bonvolio dan menyalahkan Romeo serta ia ingin pembunuh keponakannya itu dihukum mati. Dari kejadian inilah muncul konflik baru yang membawa dampak yang lebih buruk terhadap hubungan Romeo dan Julia, karena kejadian itu Romeo pergi mengasingkan diri.
ü  Signifier Babak 4
            Pada signifier babak 4 adalah pada adegan ke V. Di kamar Julia. Nampaknya Julia di ranjgangnya. Masuk Inang untuk memanggil Julia dan ternyata Julia dalam kedaan kaku.
Inang :”Puteri!-Puteri Julia!Tidur nyenak dia. Muraiku, Merpatiku!-he, Tukang      mimpi.-buah-hatiku-dengarkan puteri-pengantin baru!-Tak menjawab?-Wah mumpung sempat, kautimbun tidur untuk seminggu nah, malam nanti tuan     Paris tentu mengorbankan tidurnya, agar kau tak sempat mengaso-tobat,     tobat! Tengoklah, betapa nyenyak ia tidur, tapi meski kubangunkan : puteri,       puteri, puteri! Ya, Tuhan! Apa itu? Tolong, tolong, dia mati! Celaka! Hari     paling sial! Tak ada obat ? Duh-O, Tuan, nyonya!”. (W. Shakespeare, 1965 :           165).
            Dari deskriptif suasana tersebut, Inang yang semula mengira Julia hanya tertidur pulas, akhirnya menyadari bahwa Julia tak bernafas ketika ia bangunkan Julia dengan menyebut namanya secara berulang sebanyak tiga kali. Dari kepanikan itulah, Inang memanggil nyonya Capulet dan seisi rumah Capulet tegang akan keadaan tersebut. Inang tidak tahu sebelumnya bahwa Julia meminum obat yang membuat nadinya berhenti berdenyut. Karena kejadian itulah pangeran Paris sangat kecewa dan terpukul akan sesuatu yang menimpa Julia. Akhirnya, pemusik yang disewa hanya dapat memainkan musik kedukaan buak musik sukacita.Kemudian Julia dimakamkan.
ü  Signifier Babak 5
            Pada signifier utama babak 5, yaitu wafatnya kedua tokoh utama dalam cerita naskah drama ini. Romeo yang mengira bahwa Julia telah wafat betul, maka setelah perkelahiannya dengan Paris, iapun meminum racun yang ia bawa. Pada saat Julia sadar dari tidur panjangnya, ia mendapati suaminya telah tergeletak tak bernyawa yang posisinya tak berada jauh darinya. Akhirnya dengan kesetiaan dan ketulusan rasa cinta Julia pada Romeo, iapun mengakhiri hidupnya dengan menusukkan belatih kedadanya sampai akhirnya iapun tewas.
            Adapun kutipannya sebagai berikut :
            Ia minum
Romeo :”o, ahli obat budiman, obatmu mujarab-matiku diiring cium! (W.   Shakespeare, 1965 : 188-189).
            Ia mati
Julia :” orang datang? Tak kutunggu! –o, belati bahagia!
Diraihnya belati dan ditusukkannya ke dadanya sendiri.(W. Shakespeare, 1965 : 102).
3.      Analisis Sintagmatik dan Paradigmatik
            Dalam analisis yang digunakan dalam upaya memperjelas dan meperdalam mengenai struktur teks narasi maka dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian sintagmatik yang memuat (positif dan negatif) dan bagian paradigmatik yang memuat (penjelasan). Adapun bentuknya berikut ini :
ü  Sintagmatik :
Positif  :                                                          Negatif :
v  Pemberani                                                       Penurut                       
v  Teliti                                                                Ceroboh
v  Lemah-lembut                                                 Kasar
v  Bijaksana                                                         Pendendam

ü  Paradigmatik :
v  Pada sisi positif, yakni “pemberani” adalah karakter dari Romeo, yang berani datang ke rumah Capulet meski dia tahu bahwa dia adalah musuh keluarganya, sedangkan pada sisi negatif yakni “penakut” adalah pencitraan watak dari Julia yang masih menjadi anak yang penurut. Hal ini tampak ketika paris datang melamar dan ia kebingungan sehingga mendatangi Lorenzo meminta solusi masalahnya.
v  Pada sisi positifnya, “ teliti” merupakan penggambaran karakter Romeo, hal ini tampak ketika ia meminta obat maut atau racun kepada tukang obat dan memastikan mujarabnya. Pada sisi negatifnya, “ceroboh” merupakan citra karakter Julia yang terlalu cepat mengambil keputusan dengan bunuh diri.
v  Pada sisi positifnya, “lemah-lembut” pencitraan karakter dari Romeo yang secara sadar dan bijak mengajak Tybalt untuk berdamai dan menjalin iktan persahabatan meski pada dasarnya mereka bermusuhan, sedangkan pada sisi negatifnya, “kasar” adalah penggambaran karakter Tybalt yang emosional dan terkadang tak terkontrol.
v  Pada sisi positifnya, yaitu “bijaksana” adalah karakter dari Capulet yang ketika Romeo ketahuan berada dipestanya, iapun menanggaapinya dengan sikap yang bijak, dan pada sisi negatifnya adalah “pendendam” yang dimiliki oleh Tybalt. Watak Tybalt yang disamping kasar, emosional, juga pendendam. Hal ini tampak jelas ketika ia mendapati Romeo berada dipesta pamannya.

4.      Relalsi antarBabak
            Pada uraian sebelumnya, telah dijelaskan mengenai hasil analisis dengan deskripsi dan bentuk skema naratif dasar beserta analisis signifier utamanya.Uraian tersebut sesuai dengan jumlah babak yang terdapat pada naskah drama ini. Oleh karena itu, ditentukanlah bahwa relasi antarbabak dalam naskah drama ini dibangun dengan ikatan yang kuat. Alur dalam tiap babaknya ditentukan dengan alur pencitraan yang ditandai dengan adanya tiap adegan yang ada pada setiap babak. Olehnya itu, dari babak yang satu dengan babak yang lainnya terdapat simbol-simbol yang menjadi alur pengikat.Seperti pada babak pertama dengan adegan pertama dan seterusnya memiliki keterkaitan. Misalnya pada saat pertemuan pertama antara kedua tokoh utama dalam naskah drama ini kemudia dibubuhi cerita yang mengalir dan berkelanjutan sehingga pada akhirnya alur cerita dapat terpahami dengan penalaran.
            Berdasarkan pada latar cerita dalam naskah drama ini, secara umum menggambarkan perseteruan antara kedua keluarga sijoli yang pada dahulunya mempunyai sejarah yang membuat keduanya saling bermusuhan satu sama lain, sehingga imbasnya terhadap keturunannya. Namun pada dasarnya, kebencian itu akan pudar dengan kesadaran. Oleh karena tak jarang pada masyarakat sosial sering kali terjadi pertikain maupun sebagainya dikarenakan oleh gengsi dan pandangan primitf, realitas dunia asmara pada kala itu secara universal memberikan ideologi bahwa cinta tak memiliki seharusnya dibatasi oleh apapun dan tanpa ada pengecualian.
            Naskah drama ini sangat populer, baik dalam dunia maya maupun dalam dunia nyata, karena cerita asmara takkan pupus dan lapuk oleh masa. William Shakespeare berusaha memberikan nuansa pemahaman penempatan rasa cinta dan benci, memberikan cakrawala sosial yang realis dengan kondisi zaman, apalagi dengan fenomena dunia asmara dikalangan para remaja saat ini.

5.      Amanat yang termaktub dalam naskah drama Romeo dan julia
            Dapat disimpulkan bahwa amanat yang terdapat dalam naskah drama ini begitu menjurus pada realitas dunia asmara. Adapun uraian simpulannya sebagai berikut :
1). Latar belakang seseorang haruslah dengan pasti diketahui, sehingga rasa cinta yang dimiliki tak mudah melekat pada diri seseorang yang belum menjamin kebahagiaan hanya karena cinta yang tumbuh begitu cepat.
2). Ketika diri dimabuk asmara, maka kontrollah jiwa, jangan mudah terhasut oleh hasrat yang berujung pada peluapan nafsu, sebab cinta itu butuh proses dan waktu untuk beradaptasi, kendalikanlah diri dan kuatkan iman.
3). Ketika cinta terbatasi adat dll, maka bijaksanalah dalam menentukan pilihan, sebab cinta dapat menjadikan anak durhaka terhadap orang tuanya dan hati yang luka tak ada penawarnya. Oleh karena itu, jagalah hati dan jiwa. Jangan tergiur dengan paras wajah, materi dsbg.

KESIMPULAN
            Naskah drama Romeo dan Julia karya penulis top dunia William Shakespeare memiliki relevansi dengan fenomena yng terjadi. Naskah drama ini secara pendalamannnya penuh dengan khasiat imajinasi, kisahnya yang menarik dan romantis tersimpul keindahan yang menuai pesona. Seperti sering dibuatnya, Shakespeare mengutip pokok ceritanya dari orang lain, tetapi keaslian dirinya tetap kuat dalam karangannya. Menurut anggapan penduduk Verona, riwayat ini terjadi pada tahun 1303.  Jumlah halaman dalam naskah drama ini sebanyak 208 halaman. Pada akhirnya, dengan adanya analisis naskah drama ini tentunya diberikan edukasi dan perspektif dalam melakoni realitas dunia asmara, sehingga bermuara pada proses pendewasaan dalam berfikir dan bertindak.

DAFTAR PUSTAKA
Shakespeare, William, 1949. “Romeo dan Julia. Solo : Pustaka Jaya.
http://www.wikipedia.org/wiki/William Shakespeare. Diakses....

SINOPSIS
            Kisah Romeo dan Julia memiliki latar belakang sebuah kota di Italia bernama Verona. Kota tersebut merupakan tempat terjadinya perselisihan antara kedua keluarga yang sangat terkenal. Dua keluarga itu adalah Montague dan Capulet. Hebatnya, perselisihan itu membuat pangeran Verona mengambil tindakan dengan mengancam adanya hukuman mati, jika perselisihan itu terus berlanjut.
            Kisah Romeo dan Julia terus berlanjut. Capulet memiliki putri yang sangat cantik bernama Julia. Kecantikannya membuat seorang pengasuh Count Paris ingin menikahinya. Namun, usia Julia saat itu masih sangat mudah, maka pertunangan Julia diundur sampai usai Julia matang. Di sisi lain, Romeo putra Montague sangat tergila-gila dengan Rosaline, salah satu keponakan Capulet. Akibat desakan para sahabtanya, Benvolio dan Mercutio, akhirnya Romeo nekad mendatangi pesta Capulet agar dapat dengan Rosaline.
            Di luar dugaan, secara tidak sengaja Romeo dan Julia bertemu. Mereka berdua akhirnya saling jatuh cinta. Pertemuan itu menghasilkan beberapa pertemuan rahasia selanjutnya. Dengan bantuan Lorenzo yang merupakan seorang pendeta ingin menyatukan keluarga tersebut, mereka berdua menikah secara diam-diam. Pernikahan ini diharapkan dapat meredam permusuhan yang selama tak dapat diselesaikan. Sayangnya, Tybalt sepupu Julia mengetahui Romeo pernah menyusup pada pesta keluarganya. Ia menantang Romeo berkelahi, namun Romeo menolaknya. Mercuito merasa tersinggung dengan sikap Tybalt dan mengajaknya bertarung atas nama Romeo. Pertarungan itu menyebabkan mercutio terluka parah dan hampur mati, sehingga Romeo terpaksa membunuh Tybalt. Kejadian itu membuat Romeo diusir dari dari Verona. Kejadian itu menghiasi kisah perjalanan cinta Romeo dan Julia.