Abstrak
Penelitian ini
dilakukan untuk mengungkapkan tanda-tanda yang berupa makna yang secara
simbolis maupun yang tersirat dalam naskah drama yang berjudul Romeo dan Julia.
Adapun sumber data penelitian ini adalah naskah drama Romeo dan Julia karya
William Shakespeare yang terbit pada pertama pada tahun 1955. Pengumpulan data
dilakukan dengan teknik pendekatan Semiotika yang selanjutnya untuk mengetahui
simbol-simbol yang terdapat dalam naskah ini, Pada penelitian ini juga
dilakukan pendekatan pada tokoh dan penokohan dalam upaya untuk menganalisis tokoh-tokoh
yang terlibat dalam naskah drama tersebut.
Dalam penelitian
ini yang diteliti dibagi menjadi 3 bagian, yaitu bagian pertama adalah
menganalisis unsur semiotik yang terdapat dalam naskah drama Romeo dan Julia
yang terlebih dahulu ditentukan skema naratif dasar, kedua adalah analisis
tanda yang menjadisignifier utama, dan ketiga adalah analisis sintagmatik dan
paradigmatik. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah berdamainya kedua
keluarga sijoli dalam naskah drama ini setelah Romeo dan Julia menutup mata
untuk selamanya.
Kata kunci :
Semiotika, simbol, Romeo dan Julia.
A.
PENDAHULUAN
a.
Latar
Belakang
Menurut
Sumardjo dan Sumaini, salah satu pengertian sastra adalah seni bahasa. Artinya,
sebuah karya sastra yang tercipta untuk memberikan khasanah kepada pembaca.
Karya sastra yang berupa seni dimakskudkan adalah bahwa sebuah karya sastra
tercipta dari unsur kemanusiaan yang menghasilkan semangat dan keyakinan serta
kepercayaan sehingga secara personal memuat interpretasinyang berdasarkan
ideologi.
Pengertian
sastra secara etimologi, kata sastra berasal dari bahasa sansekerta yaitu sas
berarti menginstruksi, Teew (1988:34). Sastra sangat berarti pada kehidupan
sosial sebab sastra biasanya merupakan rekaan realitas masyarakat pada umumnya,
sehingga dalam membaca karya sastra, pembaca akan secara sadar dan secara
ideologi pribadi dapat memberikan pandangannya.
Dalam
mengakaji naskah drama Romeo dan Julia digunakan pendekatan Semiotika. Semiotika secara etimologi, Semiotika berasal
dari kata Yunani yaitu semio yang berarti tanda (Ferdinand de Saussure :
1839-1914). Secara terminologi Semiotika dapat didefinisikan sebagai ilmu tentang
tanda-tanda. Pelopor Semiotika yang populer adalah Charles Sanders Pierce dan
Ferdinand de Saussure melalui dikotomi sistem tanda : signified dan significant
yang sifatnya atomisits. Makna muncul ketika terdapat hubungan antara yang
ditandai “signifie” dengan yang menandai “signifier”. Tanda merupakan suatu
kesatuan dari suatu bentuk penanda (signifier) dengan sebuah idea tau petanda
(signified). Oleh karena itu, tanda akan membuat manusia akan berpikir, karena
setiap tanda memiliki makna.
Secara
etimologi, kata drama berasal dari bahasa Yunani yaitu tiruan. Awal drama
muncul pertama kali oleh Aecilus pada tahun 525-456 SM, berkembang pada tahun
60-an. Drama berkembang pada saat pemerintahan Jepang dalam bentuk seni, yaitu
sandiwara oleh kelompok amatir, 1940-an pada abad 20.Drama merupakan Live in
Action atau kehidupan yang ditampilkan melalui lakon. Drama terbagi atas dua
bagian, yaitu drama sebagai seni merupakan bentuk teater yang sudah komleks dan
drama sebagai karya sastra yang merupakan bentuk skrip atau naskah. Menurut
(Waluyo, 2001 : 1) drama adalah potret kehidupan manusia, potret suka duka,
pahit manis, dan hitam putih
kehidupan manusia.
William
Shakespeare lahir di Inggris, disebuah daerah bernama Stratford-upon-Avon pada
tahun 1564 dan wafat di sana pada tahun 1616. Ia menulis beberapa karya puisi,
kisah, biografi, sejarah, dan cerita komedi. Karya – karya lainnya yang
terkenal selain Romeo & Juliet antara lain : Macbeth, Hamlet, King Lear,
Othello, Julius Caesar, Timons of Athens, dan sebagainya.
Ayahnya
adalah orang yang dulu pernah kaya saat dia lahir, namun jatuh miskin karena
menjual barang secara ilegal. Akhirnya William kecil hidup dan dibesarkan dalam
kemiskinan. Beruntung dia masih bisa menempuh pendidikan di Stratford Grammar
School, tempatnya belajar bahasa latin dan sastra klasik. Disana ia juga
memelajari karya – karya dari penulis dan filsuf dari Yunani kuno dan Romawi.
Masa itu percetakan memang telah masuk ke Eropa sejak tahun 1452 sehingga
Shakespeare dan orang Inggris lain dapat membaca buku – buku dengan kisah –
kisah dari berbagai tempat seperti Italia, Perancis, Asia dan Afrika Utara.
Beberapa
kisah – kisah ini menjadi inspirasi cerita – cerita terbesar karya William
Shakespeare. Contohnya, The Golden Ass karya Apuleius, sebuah kisah
kuno dari Afrika Utara, kemudian menjadi inspirasinya dalam menulis kisah Romeo
dan Juliet dari seorang penulis inggris lain, yang mendapatkannya dari penulis
Perancis yang menerjemahkannya dari kisah abad ke -16 oleh Luigi De Porta dari
Italia yang bersumpah bahwa cerita tersebut adalah cerita nyata.
Pada
usia 18 tahun
William Shakespeare menikah dengan seorang perempuan bernama
Anne Hathaway dan dikarunia 3 orang anak. Sekitar tahun 1590-an, namanya mulai
melejit dan dikenal orang saat mengadu nasib di London karena sukses menulis
beberapa karya antara lain puisi, soneta, dan sempat menjadi aktor dalam
beberapa pentas drama. William Shakespeare pensiun dari dunia penulisan saat
umur 48 tahun. Tiga minggu sebelum wafat, Shakespeare menulis surat wasiat di
mana meninggalkan sebagian besar hartanya kepada putri tertuanya, Susanna,
b.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
pada uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi perumusan masalah di
dalam naskah drama Romeo dan Julia yang berkaitan dengan simbol yang sarat
makna dengan pendalaman dan identifikasi lebih lanjut, maka yang timbul menjadi
pertanyaan adalah : Bagaimanakah alur cerita dalam naskah drama Romeo dan Julia
? Apakah amanat yang disampaikan dalam cerita naskah drama Romeo dan Julia ?
B.
ANALISIS SEMIOTIKA dalam NASKAH DRAMA ROMEO dan JULIA
Dalam
analisis ini, yang menjadi pokok pembahasan adalah naskah drama Romeo dan Julia
karya William Shakspeare. Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam analisis
ini adalah sebagai berikut : pertama, dimulai dengan menganalisis semiotik
berupa skema naratif dasar dilakukan dengan cara menelusuri rangkaian struktur
narasi dalam cerita pada naskah drama tersebut. Kedua, menentukan jenis tanda
yang menjadi signifier utama dengan menggunakan konsep Pierce. Ketiga,
mengidentifikasi dan menganalisis tanda-tanda dengan analisis sintagmatik dan
paradigmatik dalam oposisi biner yang merupakan konsep F. De Saussure.
Dalam
naskah drama Romeo dan Julia terdapat lima babak. Oleh karena itu, dalam
analisis skema naratif dasar dilakukan secara perbabak. Dalam menentukan
signifier utama ditampilkan pada setiap babak dalam rangka mempermudah
identifikasinya. Kemudian yang terakhir adalah menganalisis sintagmatig dan
paradigmatik dengan menentukan oposisi biner atau yang merupakan kata biner.
1.
Skema naratif dasar
1). Skema naratif dasar pada BABAK 1
ü Pada acara keluarga Capulet, hadirlah Romeo. Ketika itu
dia secara tanpa sengaja bertemu dengan Julia dan akhirnya jatuh cinta padanya.
ü Keponakan nyonya Capulet yang sangat benci terhadap
Montaugue beserta keluarganya, terutama pada Romeo.
ü Julia yang dimabuk asmara tak perduli dengan asal-usul
Romeo.
Skema
naratif dasar pada babak 1 ini, diawali dengan hadirnya Romeo pada sebuah pesta
yang diselenggarakan oleh musuh ayahnya, yakni Capulet. Ketika pesta itu
berlangsung, Tybalt keponakan Capulet mengetahui bahwa Romeo hadir pada pesta
tersebut. Sehingga amarah Tybalt hampir tak terkendali. Namun, ketika itu
Capulet bersikap bijaksana pada Romeo. Dari pertemuan yang singkat itu, kedua
hati sepasang sijoli saling bersatu dalam balutan asmara yang kian cepat
mengusik hati. Akhirnya, dari pertemuan itulah Julia selalu memikirkan Romeo
dan begitupun sebaliknya.
Tybalt:“itu orang Montague, musuh kita sejak dulu! Penjahat itu
datang kemari”. (W. Shakespeare, 1955 : 48).
Capulet: “tenanglah nak, biarkan dia. Adatnya adat orang
sopan.....”. (W. Shakespeare 1955 : 49).
Julia: “ Ah, cintaku tunggal bertunas dari benci tunggal! Tak
tahu mengapa bertemu
terlambat kenal! Alangkah malangnya
nasibku yang memaksa pada musuh
terbesar aku jatuh cinta”. (W. Shakspeare,1955 : 54).
Dari
penggalan dialog diatas, mendeskripsikan keadaan emosianal tokoh. Tybalt sangat
membenci Romeo, namun pada sisi lain Capulet dapat bersikap bijak dan Julia
yang terpanah asmara oleh Romeo menyesalkan pertemuannya yang terlambat.
2). Skema naratif dasar pada BABAK 2
ü Romeo dan Julia sudah saling mencinta dengan cinta yang
amat dalam.
Romeo
datang kembali menemui Julia dikediamannya. Ketika itu, Julia sedang gundah
gulana merisaukan Romeo. Namun, Romeo tiba-tiba datang dan mendengarkan risauan
hati Julia. Keduanya pun terlibat dialog, sehingga mereka pun saling berjanji
dan akhirnya Romeo dan Julia membuat kesepakatan untuk segera menikah di pondok
Rahib Lorenzo tanpa sepengetahuan kedua keluarganya. Hanya inang atau pembantu
Julia yang mengetahui niat Julia dan Romeo.
3). Skema naratif dasar pada BABAK 3
ü Romeo dan Julia berniat menikah secara diam-diam di
pondok Rahib Lorenzo.
ü Romeo dan Tybalt bertengakar dan akhirnya darin
pertikaian itu Tybalt tewas.
Skema
naratif dasar pada babak 2 ini, yaitu ketika pada pertemuan selanjutnya antara
Romeo dan Julia. Ketika itu keduanya saling bersepakat untuk menikah secara
diam-diam di gereja. Keduanya saling mengikat janji suci yang dipandu oleh
Lorenzo seorang pendeta di pondok Rahib Lorenzo.
Pada
suatu ketika Tybalt bertemu lagi dengan Romeo yang amarahnya tak pernah redup,
pada pertemuan itu Romeo mengajak untuk berdamai dan menjalin persahabatan,
tetapi Tybalt tidak mau akan hal itu. Terjadilah pertengkaran yang akhirnya
menewaskan Tybalt pada peristiwa itu. Ketika tewasnya Tybalt, maka Romeo
disuruh melarikan diri oleh Benvolio tidak lain adalah teman Romeo. Penduduk
berdatangan dan nyonya Capulet pun mengetahui bahwa Tybalt tewas. Namun,
Bonvolio mencerikan alur pertengkaran mereka. Tetapi nyonya Capulet tak
mempercayai Bonvolio, sehingga ia menuntut agar Romeo dihukum mati.
4). Skema naratif dasar pada BABAK 4
ü Paris datang dengan maksud dan tujuan untuk melamar Julia.
ü Julia pura-pura menerima lamaran Paris.
ü Pernikahan Julia dan Paris batal.
Skema
naratif dasar pada babak 4 adalah ketika tanpa diketahui sebelumnya oleh
Capulet, Paris seorang bangsawan muda datang dengan niat melamar Julia. Lamaran
itupun disetujui oleh Capulet. Namun, Julia yang telah berikrar janji suci
dengan Romeo tak ingin mengkhianati itu dan Julia pun tak ingin mengecewakan
orang tuanya, maka Julia berinisiatif mencari solusinya dengan mendatangi
Lorenzo dan menceritakan semuanya. Dari pertemuan mereka, Lorenzo memberikan
obat kepada Julia yang akan membuat Julia tertidur selayaknya mayat selama empat
puluh dua jam.
Keesokan
harinya, Inang yang memanggil Julia, melihatnya dengan keadan kaku di atas
ranjangnya, sehingga dengan keadaan itu, seisi rumah Capulet geger dengan
kondisi Julia yang tampak seperti mayat yang terbaring kaku di atas ranjang
tidurnya, sehingga Julia batal menikah dan dimakamkan.
5). Skema naratif pada BABAK 5
ü Berita kematian Julia yang dibawa oleh Balthasar bujang
Romeo.
ü Surat Lorenzo tak sampai kepada Romeo.
ü Paris dan Romeo bertemu di tempat pemakaman Julia,
keduanya saling bertengakar dan akhirnya Paris tewas.
Skema
naratif pada babak 5, yaitu ketika Balthasar membawa kabar kepada romeo bahwa
Julia meninggal. Sementara itu, Lorenzo menyuruh Johannes seorang pendeta
mengirimkan surat kepada Romeo akan kejadian sebenarnya. Sialnya, surat itu tak
sampai kepada tangan Romeo. Romeo yang frustasi akan berita itu, ia pun
mengdatangi tukang pembuat obat dan ia pun memaksa pembuat obat itu untuk
membuatkannya obat maut yang dapat membuatnya mati.
Pada
saat Romeo bersama bujangnya datang kepemakaman Julia, ternyata ia bertemu
dengan Paris yang sementara dalam keadaan labil, maka pertikaian dan
pertengkaran diantara keduanyapun tak terelakkan, sehingga pada perkelahian itu
Paris tewas oleh tangan Romeo.Setelah meletakkan Paris dengan perasaan yang
hancur dan tidak karuan, maka akhirnya Romeo pun meminum obat/racun yang ia
bawa. Kemudian Romeopun mati setelah meminum obat itu.
Julia
bangun dari tempat semayamnya yang tak berada jauh dari posisi Romeo terkapar
dalam kedaan tak bernyawa. Julia meratapi Romeo dan melihat botol racun yang
telah diminum oleh suaminya. Dengan penuh kesedihan, diraihnya belatih Romeo,
kemudian Julia menusukkan kedadanya dan ia pun mati.
2.
Analisis Signifier Utama
Dalam
menentukan signifier-signifier yang merupakan repsentasi dari simbol-simbol
dari naskah drama Romeo dan Julia, maka dilakukan analisis jenis sign.
Signifier-signifier tersebut dapat ditemukan pada kutipan-kutipan di bawah ini
:
ü Signifier Babak 1
Pada
signifier utama babak 1, yakni pada dialog antara Julia dan Romeo yang
merupakan awal pertalian asmara mereka. Adapun kutipan dialognya :
Romeo:”dosa dari bibirku ? Nikmatlah dosa itu. Kembalikanlah
dosaku”.
Julia:”sehingga bibirku mendapat dosa dari bibirmu”. (W.
Shakespeare, 1955 : 52).
Dari
kutipan dialog di atas, mendeskripsikan secara kompleks awal pertalian hubungan
asmara mereka berdua. Kalimat Romeo yang diutarakannya menandakan bahwa mereka
telah berciuman dengan hasrat yang menggebu. Begitupun dengan pernyataan Julia
yang luluh akan sentuhan lembut dari Romeo. Julia yang sebelumnya telah menaruh
rasa simpatik terhadap Romeo, maka pada saat pertemuan mereka saling meluapkan
rasa yang dipendamnya.
ü Signifier Babak 2
Pada
signifier utama babak 2, yaitu ditemukan pada kutipan percakapan antara Romeo
dan Julia, berikut :
Romeo :”o, Juliaku, kalau sukacitamu sebesar sukacitamu, dan
jika engkau lebih mahir bermadah,
saksikanlah dengan nafasmu udara ini, agar dalam nyanyian merdu suaramu memuji bahagia di hati kita
berdua di pertemuan ini.
Julia:”kekayaan hati adalah rasa, dan bukan kata; bangga akan
hadiratnya, namun tidak suka
mewah. Siapa tahu harga dirinya; dialah pengemis: Kekayaan cintaku tidak terhingga, tak dapat
kuhitung betapa banyaknya”. (W. Shakespeare,
1965 : 98).
Pada kutipan
dialog tersebut mencerminkan bahwa seiring dengan waktu bergulir hasrat
perasaan mereka semakin mendalam. Romeo yang dimabuk asmara oleh paras Julia
yang ayu, begitupun dengan Julia yang selalu merasa bahwa rasa cinta kasihnya
tak memiliki batas. Dialog ini merupakan penjelas dan penegas bahwa dari
pertemuan sebelumnya ternyata keduanya saling memiliki kasih yang sama.
ü Signifier Babak 3
Pada
signifier utama babak 3 ini adalah ketika Tybalt kembali bertemu dengan Romeo.
Pertemuan itu membuat mereka bertengakr dan akhirnya Tybalt tewas oleh tangan
Romeo. Adapun kutipannya sebagai berikut :
Romeo :’dia sorak-sorai dan hidup, sedang Mercutio mati!
Lenyap kini kelunakan lemah
lembut dan kupeluk keganasan pembawa maut! Tybalt, terimalah kembali perkataan “penjahat” yang
kau lemparkan padaku tadi. Sukma Mercutio
melayang dekat di atas kita dan menanti rohmu untuk mengiring dia. Engkau atau aku, atau kita berdua nanti
menyusul dia”.
Tybalt:”kau bedebah yang selalu bersama dia. Kinipun pengikutnya”.
Romeo :”inilah putusannya!”. (W. Shakespeare, 1965 : 107-108).
Pada
kuitpan ini jelas bahwa Tybalt sangat keras kepala dan tidak mau berdamai
dengan Romeo. Sehingga Romeopun tak memiliki kesabaran untuk menghadapinya. Tybalt
dan Romeo akhirnya berkelahi dengan menggunakan pedang, dari perkelahian itu
Tybalt gugur oleh tangan Romeo. Dari kejadian ini, membuat keadaan masyarakat
Verona panik. Nyonya Capulet yang tak mempercayai cerita Bonvolio dan
menyalahkan Romeo serta ia ingin pembunuh keponakannya itu dihukum mati. Dari
kejadian inilah muncul konflik baru yang membawa dampak yang lebih buruk
terhadap hubungan Romeo dan Julia, karena kejadian itu Romeo pergi mengasingkan
diri.
ü Signifier Babak 4
Pada
signifier babak 4 adalah pada adegan ke V. Di
kamar Julia. Nampaknya Julia di ranjgangnya. Masuk Inang untuk memanggil
Julia dan ternyata Julia dalam kedaan kaku.
Inang :”Puteri!-Puteri Julia!Tidur nyenak dia. Muraiku,
Merpatiku!-he, Tukang mimpi.-buah-hatiku-dengarkan
puteri-pengantin baru!-Tak menjawab?-Wah mumpung
sempat, kautimbun tidur untuk seminggu nah, malam nanti tuan Paris tentu mengorbankan tidurnya, agar kau
tak sempat mengaso-tobat, tobat!
Tengoklah, betapa nyenyak ia tidur, tapi meski kubangunkan : puteri, puteri, puteri! Ya, Tuhan! Apa itu?
Tolong, tolong, dia mati! Celaka! Hari paling
sial! Tak ada obat ? Duh-O, Tuan, nyonya!”. (W. Shakespeare, 1965 : 165).
Dari
deskriptif suasana tersebut, Inang yang semula mengira Julia hanya tertidur
pulas, akhirnya menyadari bahwa Julia tak bernafas ketika ia bangunkan Julia
dengan menyebut namanya secara berulang sebanyak tiga kali. Dari kepanikan
itulah, Inang memanggil nyonya Capulet dan seisi rumah Capulet tegang akan
keadaan tersebut. Inang tidak tahu sebelumnya bahwa Julia meminum obat yang
membuat nadinya berhenti berdenyut. Karena kejadian itulah pangeran Paris
sangat kecewa dan terpukul akan sesuatu yang menimpa Julia. Akhirnya, pemusik
yang disewa hanya dapat memainkan musik kedukaan buak musik sukacita.Kemudian
Julia dimakamkan.
ü Signifier Babak 5
Pada
signifier utama babak 5, yaitu wafatnya kedua tokoh utama dalam cerita naskah
drama ini. Romeo yang mengira bahwa Julia telah wafat betul, maka setelah
perkelahiannya dengan Paris, iapun meminum racun yang ia bawa. Pada saat Julia
sadar dari tidur panjangnya, ia mendapati suaminya telah tergeletak tak
bernyawa yang posisinya tak berada jauh darinya. Akhirnya dengan kesetiaan dan
ketulusan rasa cinta Julia pada Romeo, iapun mengakhiri hidupnya dengan
menusukkan belatih kedadanya sampai akhirnya iapun tewas.
Adapun
kutipannya sebagai berikut :
Ia minum
Romeo :”o, ahli obat budiman, obatmu mujarab-matiku diiring
cium! (W. Shakespeare, 1965 : 188-189).
Ia mati
Julia :” orang datang? Tak kutunggu! –o, belati bahagia!
Diraihnya
belati dan ditusukkannya ke dadanya sendiri.(W. Shakespeare, 1965 : 102).
3.
Analisis Sintagmatik dan Paradigmatik
Dalam
analisis yang digunakan dalam upaya memperjelas dan meperdalam mengenai struktur
teks narasi maka dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian sintagmatik yang
memuat (positif dan negatif) dan bagian paradigmatik yang memuat (penjelasan).
Adapun bentuknya berikut ini :
ü Sintagmatik :
Positif : Negatif :
v Pemberani Penurut
v Teliti Ceroboh
v Lemah-lembut Kasar
v Bijaksana Pendendam
ü Paradigmatik :
v Pada sisi positif, yakni “pemberani” adalah karakter dari
Romeo, yang berani datang ke rumah Capulet meski dia tahu bahwa dia adalah
musuh keluarganya, sedangkan pada sisi negatif yakni “penakut” adalah
pencitraan watak dari Julia yang masih menjadi anak yang penurut. Hal ini
tampak ketika paris datang melamar dan ia kebingungan sehingga mendatangi
Lorenzo meminta solusi masalahnya.
v Pada sisi positifnya, “ teliti” merupakan penggambaran
karakter Romeo, hal ini tampak ketika ia meminta obat maut atau racun kepada
tukang obat dan memastikan mujarabnya. Pada sisi negatifnya, “ceroboh”
merupakan citra karakter Julia yang terlalu cepat mengambil keputusan dengan
bunuh diri.
v Pada sisi positifnya, “lemah-lembut” pencitraan karakter
dari Romeo yang secara sadar dan bijak mengajak Tybalt untuk berdamai dan
menjalin iktan persahabatan meski pada dasarnya mereka bermusuhan, sedangkan
pada sisi negatifnya, “kasar” adalah penggambaran karakter Tybalt yang
emosional dan terkadang tak terkontrol.
v Pada sisi positifnya, yaitu “bijaksana” adalah karakter
dari Capulet yang ketika Romeo ketahuan berada dipestanya, iapun menanggaapinya
dengan sikap yang bijak, dan pada sisi negatifnya adalah “pendendam” yang
dimiliki oleh Tybalt. Watak Tybalt yang disamping kasar, emosional, juga
pendendam. Hal ini tampak jelas ketika ia mendapati Romeo berada dipesta
pamannya.
4.
Relalsi antarBabak
Pada
uraian sebelumnya, telah dijelaskan mengenai hasil analisis dengan deskripsi
dan bentuk skema naratif dasar beserta analisis signifier utamanya.Uraian
tersebut sesuai dengan jumlah babak yang terdapat pada naskah drama ini. Oleh
karena itu, ditentukanlah bahwa relasi antarbabak dalam naskah drama ini
dibangun dengan ikatan yang kuat. Alur dalam tiap babaknya ditentukan dengan
alur pencitraan yang ditandai dengan adanya tiap adegan yang ada pada setiap
babak. Olehnya itu, dari babak yang satu dengan babak yang lainnya terdapat
simbol-simbol yang menjadi alur pengikat.Seperti pada babak pertama dengan
adegan pertama dan seterusnya memiliki keterkaitan. Misalnya pada saat
pertemuan pertama antara kedua tokoh utama dalam naskah drama ini kemudia
dibubuhi cerita yang mengalir dan berkelanjutan sehingga pada akhirnya alur
cerita dapat terpahami dengan penalaran.
Berdasarkan
pada latar cerita dalam naskah drama ini, secara umum menggambarkan perseteruan
antara kedua keluarga sijoli yang pada dahulunya mempunyai sejarah yang membuat
keduanya saling bermusuhan satu sama lain, sehingga imbasnya terhadap
keturunannya. Namun pada dasarnya, kebencian itu akan pudar dengan kesadaran.
Oleh karena tak jarang pada masyarakat sosial sering kali terjadi pertikain
maupun sebagainya dikarenakan oleh gengsi dan pandangan primitf, realitas dunia
asmara pada kala itu secara universal memberikan ideologi bahwa cinta tak
memiliki seharusnya dibatasi oleh apapun dan tanpa ada pengecualian.
Naskah
drama ini sangat populer, baik dalam dunia maya maupun dalam dunia nyata,
karena cerita asmara takkan pupus dan lapuk oleh masa. William Shakespeare
berusaha memberikan nuansa pemahaman penempatan rasa cinta dan benci,
memberikan cakrawala sosial yang realis dengan kondisi zaman, apalagi dengan
fenomena dunia asmara dikalangan para remaja saat ini.
5.
Amanat yang termaktub dalam naskah drama Romeo dan julia
Dapat
disimpulkan bahwa amanat yang terdapat dalam naskah drama ini begitu menjurus
pada realitas dunia asmara. Adapun uraian simpulannya sebagai berikut :
1). Latar belakang seseorang haruslah dengan pasti
diketahui, sehingga rasa cinta yang dimiliki tak mudah melekat pada diri
seseorang yang belum menjamin kebahagiaan hanya karena cinta yang tumbuh begitu
cepat.
2). Ketika diri dimabuk asmara, maka kontrollah jiwa,
jangan mudah terhasut oleh hasrat yang berujung pada peluapan nafsu, sebab cinta
itu butuh proses dan waktu untuk beradaptasi, kendalikanlah diri dan kuatkan
iman.
3). Ketika cinta terbatasi adat dll, maka bijaksanalah
dalam menentukan pilihan, sebab cinta dapat menjadikan anak durhaka terhadap
orang tuanya dan hati yang luka tak ada penawarnya. Oleh karena itu, jagalah
hati dan jiwa. Jangan tergiur dengan paras wajah, materi dsbg.
KESIMPULAN
Naskah
drama Romeo dan Julia karya penulis top dunia William Shakespeare memiliki
relevansi dengan fenomena yng terjadi. Naskah drama ini secara pendalamannnya
penuh dengan khasiat imajinasi, kisahnya yang menarik dan romantis tersimpul
keindahan yang menuai pesona. Seperti sering dibuatnya, Shakespeare mengutip
pokok ceritanya dari orang lain, tetapi keaslian dirinya tetap kuat dalam
karangannya. Menurut anggapan penduduk Verona, riwayat ini terjadi pada tahun
1303. Jumlah halaman dalam naskah drama
ini sebanyak 208 halaman. Pada akhirnya, dengan adanya analisis naskah drama
ini tentunya diberikan edukasi dan perspektif dalam melakoni realitas dunia
asmara, sehingga bermuara pada proses pendewasaan dalam berfikir dan bertindak.
DAFTAR PUSTAKA
Shakespeare, William, 1949. “Romeo dan Julia. Solo :
Pustaka Jaya.
SINOPSIS
Kisah
Romeo dan Julia memiliki latar belakang sebuah kota di Italia bernama Verona. Kota
tersebut merupakan tempat terjadinya perselisihan antara kedua keluarga yang
sangat terkenal. Dua keluarga itu adalah Montague dan Capulet. Hebatnya,
perselisihan itu membuat pangeran Verona mengambil tindakan dengan mengancam
adanya hukuman mati, jika perselisihan itu terus berlanjut.
Kisah
Romeo dan Julia terus berlanjut. Capulet memiliki putri yang sangat cantik
bernama Julia. Kecantikannya membuat seorang pengasuh Count Paris ingin
menikahinya. Namun, usia Julia saat itu masih sangat mudah, maka pertunangan
Julia diundur sampai usai Julia matang. Di sisi lain, Romeo putra Montague
sangat tergila-gila dengan Rosaline, salah satu keponakan Capulet. Akibat
desakan para sahabtanya, Benvolio dan Mercutio, akhirnya Romeo nekad mendatangi
pesta Capulet agar dapat dengan Rosaline.
Di luar
dugaan, secara tidak sengaja Romeo dan Julia bertemu. Mereka berdua akhirnya
saling jatuh cinta. Pertemuan itu menghasilkan beberapa pertemuan rahasia
selanjutnya. Dengan bantuan Lorenzo yang merupakan seorang pendeta ingin menyatukan
keluarga tersebut, mereka berdua menikah secara diam-diam. Pernikahan ini
diharapkan dapat meredam permusuhan yang selama tak dapat diselesaikan.
Sayangnya, Tybalt sepupu Julia mengetahui Romeo pernah menyusup pada pesta
keluarganya. Ia menantang Romeo berkelahi, namun Romeo menolaknya. Mercuito
merasa tersinggung dengan sikap Tybalt dan mengajaknya bertarung atas nama
Romeo. Pertarungan itu menyebabkan mercutio terluka parah dan hampur mati,
sehingga Romeo terpaksa membunuh Tybalt. Kejadian itu membuat Romeo diusir dari
dari Verona. Kejadian itu menghiasi kisah perjalanan cinta Romeo dan Julia.