Judul: FILSAFAT ILMU DALAM PERSPEKTIF
ILMU SOSIAL (SUATU KAJIAN
TEORI KRITIS)
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Suatu
teori ilmu sosial tidak pernah terlepas dari pengaruh pemikiran filsafat ilmu.
Hal tersebut dikarenakan, filsafat ilmu adalah mengumpulkan pengetahuan manusia
yang sebanyak-banyaknya, mengajukan kritik dan menilai pengetahuan, menemukan
hakikatnya, menertibkan serta mengatur semuanya dalam bentuk yang sistematis. Filsafat
ilmu dapat membawa manusia pada pemahaman dan pemahaman tersebut mengarahkan
pada tindakan yang lebih baik. Dalam teori ilmu sosial, filsafat ilmu memiliki
kedudukan sentral dan memiliki peranan penting sebagai instrument pemecahan
problematika sosial.
Ilmu
sosial merupakan ilmu yang mempelajari dan mengkaji seluruh aspek kehidupan
manusia dan lingkungannya yang mencakup berbagai fenomena sosial dalam konteks
kemasyarakatan. Ilmu sosial dapat dijadikan sebagai bahan reflektiff dan merepresentasikan
gejala dan kondisi masyarakat tertentu. Kemajuan dan perkembangan ilmu
pengetahuan, khsususnya pada disiplin ilmu sosial, telah mengalami banyak
perkembangan yang tidak pernah terlepas dari aspek filsafat ilmu. Hal demikian
dikarenakan, filsafat ilmu memegang peranan sentral dalam memajukan suatu ilmu
pengetahuan, baik yang bersifat eksakta maupun sosial.
Seiring
dengan perubahan dan perkembangan zaman, suatu ilmu sosial tentunya dapat
menjadi sebuah pendekatan dalam menganalisis untuk memahami fenomena sosial
yang terjadi dalam masyarakat, sehingga ilmu sosial secara kritis dalam
memberikan sumbangan pemahaman dan dijadikan sebagai alat instrument untuk
pemecahan problematika sosial. Oleh karena itulah, ilmu sosial kritis hadir
sebagai sebuah instrument pendekatan dalam mengoreksi dan memberikan
pembaharuan serta pemahaman.
Dewasa
ini, telah banyak pemahaman yang tidak lagi relevan dengan masa saat ini.
Berbagai keadaan dan situasi yang dipahami masa lalu masih terbawa dan tampak
dalam masa sekarang, sehingga banyak terjadi kekeliruan dan menimbulkan dampak
ketidakberaturan kondisi sosial (masyarakat). Oleh sebab itulah, dengan
berbagai keresahan dan ketidaksesuaian tersebut, maka teori ilmu sosial kritis
hadir sebagai media pembaharu dan dapat dijadikan sebagai instrument pendekatan
dalam mengalisis hal tersebut. Tentunya, semua itu tidak terlepas dari peranan
filsafat ilmu sebagai induk dari berbagai pemikiran yang melahirkan sebuah
kajian dan teori, khususnya dalam hal ini adalah kajian teori ilmu sosial kritis.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
dari uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah
kedudukan filsafat ilmu dalam konteks ilmu sosial kritis?
2. Bagaimanakah
pandangan ilmu sosial kritis mengenai filsafat ilmu?
II.
PEMBAHASAN
1.
Kedudukan
Filsafat Ilmu dalam Konteks Ilmu Sosial Kritis
Filsafat
ilmu memiliki peran sentral dalam perkembangan ilmu sosial, terutama dalam
teori kritis. Dalam kondisi masyarakat komunal, di bawah pengaruh teori Karl
Marx mengenai determinisme ekonomi telah menjabarkan berbagai fenomena sosial.
Kondisi yang diulas oleh Marx mengenai sistem ekonomi kapitalisme yang
membentuk dua kelas dalam tatanan masyarakat, yaitu adanya kelas pemilik modal
dalam aktivitas dan kegiatan ekonomi yang disebut kaum borjuis, dan adanya kelas
pekerja atau buruh yang hanya memiliki keterampilan dalam bekerja disebut kaum
proletar. Kelas borjuis merupakan penguasa dan pemilik alat-alat produksi dalam
kegiatan ekonomi, sedangkan kelas proletar merupakan pekerja atau buruh yang
hanya memiliki tenaga dan kemampuan dalam bekerja (melakukan aktivitas
ekonomi). Oleh karena itulah, segala bentuk kebijakan dan ketentuan serta hukum
kerja, sepenuhnya diatur oleh kelas borjuis, sehingga kecenderungan untuk
mengontrol dan menguasai kelas proletar tempak dengan adanya kontrak dan beban
kerja yang terkadang menindas kelas proletar. Dengan demikian, adanya dua kelas
tersebut yang saling memiliki peran berbeda dalam kegiatan ekonomi, maka timbulnya
konflik yang terjadi di antara kelas-kelas tersebut tidak dapat terhindarkan,
sehingga menurut Marx haruslah terjadi perubahan sosial secara menyeluruh yang
di dalamnya tidak ada lagi kelas-kelas atau masyarakat tanpa kelas yang menurut
Marx, disebut masyarakat komunis.
Teori
kritik yang merupakan aliran filsafat yang terinspirasi dari Marx, tetapi
paling jauh meninggalkan Marx. Teori kritik lahir dalam konteks masyarakat yang
sedang mengalami keresahan. Berbagai fenomena sosial, seperti kemiskinan,
pengangguran, eksploitasi dan penindasan manusia atas manusia (Haryanto, 2016).
Teori
Marxian menjadi sasaran kritik, karena beberapa aspek dari teori Marx tidak
lagi relevan dengan masa saat ini. Pada awal perkembangan kapitalisme, modal
menjadi kekuatan produktif utama. Namun pada perkembangan selanjutnya, teknik
dan ilmu pengetahuanlah yang menggantikannya. Marx menyerukan kaum buruh
bersatu padu, sehingga mempunyai class
counciousness dan menjadi aktor utama dalam melakukan revolusi melawan kaum
borguise. Tentunya, menurut teori
kritis, hal tersebut tidak lagi demikian. Kaum buruh atau pekreja tidak dapat
menjadi subjek dalam melakukan revolusi. Kesadaran kelas tidak mungkin
terbangun di kalangan kaum buruh atau pekerja. Dalam teori kritis tidak
menghendaki adanya revolusi untuk mencapai masyarakat yang diinginkan, karena
hanya akan melahirkan kondisi masyarakat seperti semula (Haryanto, 2016).
Pada
konteks filsafat positivisme, teori kritik berpandangan bahwa ilmu sosial
positif yang berkembang diberbagai belahan dunia hanya menekankan pada
penjelasan pengetahuan dasar-dasar metodologi dan epistemologi, hanya berkutat
penjelasan dan pembuktian teoretis, melupakan dimensi aksiologi ilmu itu
sendiri, yakni untuk membebaskan manusia dari berbagai kondisi tidak
menguntungkan. Keyakinan dasar dari paradigma positivisme berakar pada paham
ontologi realisme yang menyatakan bahwa realitas berada (exist) dalam kenyataan dan berjalan sesuai hukum alam (natural law) (Haryanto, 2016).
Paham
positivisme hanya mengutamakan pada pemahaman pengetahuan secara metodologis
dan epitimologinya saja, yang mencakup penjelasan dengan memberikan bukti terbatas
secara teoretis, sehingga kenyataan demikian telah melupakan komponen urgensi aksiologi
ilmu itu sendiri. Teori kritis, melihat pandangan paham tersebut haruslah
bergerak maju dan tidak hanya memberikan pemahaman teoretis saja, melainkan
mampu memberikan praktik dan aksi, sehingga filsafat ilmu yang mendasari paham
tersebut mampu menunjukkan peran yang mengarahkan pada aksiologi ilmu itu
sendiri.
Teori
sosial, seperti sosiologi teori yang dipengaruh oleh paham postivisme, yaitu
teori yang diturunkan dari natural
science, larut dalam pandangan bahwa ilmu dikatakan positif apabila mampu
meramalkan dan mengontrol alam. Keadaan ini akan timpang ketika konteks
tersebut dikaitkan dengan fenomena kemanusiaan dalam kenyataan kehidupan
sosial, yang pada akhirnya melupakan dan bahkan mengabaikan nilai kemanusiaan
itu sendiri.
Teori
kritik berpandangan bahwa sosiologi tidak serius mengkritik masyarakat, tidak
berusaha merombak struktur sosial masa kini. Menurut aliran kritik, sosiologi
telah melepaskan kewajibannya untuk membantu rakyat yang ditindas oleh masyarakat masa kini (Ritzer dan
Goodman, 2008). Oleh karena itulah, pandangan teori kritik mengenai sosiologi
adalah terjebak dalam perspektif bahwa pengembangan metode ilmiah sebagai
tujuan. Sosiologi positivistik membangun sebuah pengetahuan dari observasi
secara empiris yang dapat diuji ketat, selanjutnya mengembangkan konsep bebas
nilai. Dengan demikian, objektivitas dan bebas nilai tersebut, untuk membedakan
antara teori dan praktik.
Perkembangan
zaman saat ini, sangat kental diwarnai dengan berbagai suasana kehidupan
modern. Masalah yang paling inti berkaitan dengan masyarakat modern saat ini
adalah elemen kultur kapitalisme. Menurut Sindhutama (dalam Haryanto, 2016), teori
kritik melihat bahwa modern adalah masyarakat irasional. Dalam masyarakat ini,
produksi sebenarnya tidak diciptakan untuk memenuhi kebutuhan manusia,
melainkan kebutuhan manusia diciptakan dimanipulasikan demi produksi. Teori
kritik membuka tabir irasional dan berharap dapat membebaskan manusia pada
kemanusiaan sebenarnya.
Berdasarkan
kenyataan yang terdeskripsi di atas, haruslah timbul pemikiran kesadaran yang
mampu membawa manusia tingkat yang jauh lebih baik dari kondisi tersebut. Sehingga
dalam hal ini, filsafat ilmu sangat berperan penting dalam memberikan pemahaman
dan penjelasan ilmiah empiris untuk memberikan rasionalitas dalam berfikir dan
bertindak. Filsafat ilmu dapat mengembalikan manusia pada hakikatnya, yaitu
manusia yang berfikir menggunakan rasio dan menilai dengan logika.
Upaya
melakukan kritik terhadap masyarakat modern, teori kritik dipengaruhi oleh
analisis Max Weber, terutama tentang rasionalitas. Menurut teori kritik,
tindakan dalam terminologi Weberian disebut sebagai rasional formal merupakan
tindakan dipengaruhi cara berpikir teknokratis, untuk membantu kekuatan yang
mendominasi, bukan untuk membebaskan individu dari dominasi (Ritzer dan
Goodman, 2008). Teori kritik melihat bahwa paham rasionalisme formal lebih
mengarah pada pemahaman yang menyatakan bahwa semua fenomena haruslah dilihat
dari sisi kebenaran dengan pembuktian logika berdasarkan fakta yang ada.
Keadaan yang tampak merupakan kebenaran atau fakta yang ada.
Fenomena
global saat ini, ditandai dengan industri kultur bersifat masif karena strategi
pencitraan sangat efektif melalui media massa, terutama media televisi. Gaya
hidup para tokoh-tokoh elit penuh glamor yang dipopulerkan oleh artis idola
masyarakat sontak menjadi gaya hidup masyarakat kebanyakan. Kapitalisme
menyediakan berbagai komoditas (produk) termasuk komoditas mewah secara
ekonomis berdampak inefisiensi sumber daya (Haryanto, 2016). Fenomena tersebut,
teori kritis hadir memberikan kritik terhadap industri kultur tersebut, yakni
struktur dirasionalisasi dan dibirokrasi pada jaringan media televisi yang
mengendalikan kultur modern. Industri kultur menghasilkan budaya massa,
sehingga masyarakat lebih konsumtif dan terhipnotis, tidak dapat lagi
membedakan antara keinginan dan kebutuhannya, semua telah dirasionalisasikan
dalam kosep kultur massa yang menghegemoni masyarakat pada saat ini.
Kultur
massa di bawah sistem kapitalisme bersifat mempengaruhi dan mengarahkan pada
kondisi yang konsumtif dan menimbulkan kompetisi dalam kalangan masyarakat,
memberikan citra khusus pada kelas atau kaum tertentu. Masyarakat lebih
meyakini keadaan yang ditampilkan atau diperlihatkan pada media massa yang
masif mempopulerkan kehidupan penuh suasana kenarsisan, kepopuleran dan
mengabaikan nilai kemasyarakatan. Keadaan ini telah melupakan esensi kehidupan
secara filsafati, sehingga untuk dapat menuju kenyataan yang lebih bersifat
filosofis berdasarkan pada pemikiran yang logik.
2.
Pandangan
Ilmu Sosial Kritis Mengenai Filsafat Ilmu
Filsafat
ilmu sosial merupakan sebuah ilmu yang mempelajari upaya dalam mencari sebuah
kebenaran dengan menggunakan akal budi tentang hakikat ilmu sosial, sebab-sebab
kemunculannya dengan cara yang sistematis, koheren dengan metode tertentu.
Perspektif ilmu sosial terutama dalam teori kritis terhadap filsafat ilmu
adalah semua ilmu sosial lahir dari pengaruh pandangan filsafat ilmu yang di
bawa oleh tokoh-tokohnya.
Teori
kritis sebagai wujud nyata dari teori ilmu sosial, hadir sebagai pembedah dan
pembaharuan yang mengoreksi sisi kehidupan masyarakat dalam konteks sosial yang
merupakan manifestasi dari pemikiran filsafat ilmu, dengan tujuan menunjukkan
kebenaran dan membuka tabir kebenaran tersebut dengan dimensi menghayati dan
mengoreksi konminasi dari paham konstruksionisme.
Kedudukan
sentral, sebagai tonggak utama dalam bidang keilmuan, filsafat ilmu diposisikan
sebagai titik utama dalam perkembangan teori sosial kritis. Memberikan metode,
penjelasan ontologi, epistimologi dan aksiologi ilmu tersebut. Dengan demikian,
perspektif ilmu sosial dalam kajian teori kritis mengenai filsafat ilmu, yaitu
bahwa filsafat ilmu merupakan sumber pengetahuan utama atau awal dalam
mengembangkan pemikiran dan arah pandangan teori kritis, memberikan cakupan
penjelasan metodis dan kerangka pengetahuan secara mendalam dan menggerakkan
ilmu tersebut sebagai pendekatan (intsrumen) dalam mengalisis fenomena sosial
yang terjadi di dalam masyarakat, sehingga memperoleh tujuan utama ilmu itu
sendiri sebagai pisau bedah dalam memberikan pengetahuan dan pemahaman.
Uraian
di atas, memberikan gambaran bahwa betapa pentingnya filsafat ilmu sebagai
bagian dari cabang filsafat. Oleh karena itu, fungsi filsafat ilmu dalam sudut
pandang teori kritis, yaitu untuk memberikan landasan filosofis dalam memahami
berbagai konsep dan teori, berbagai disiplin ilmu dan membekali kemampuan untuk
membangun dan mengembangkan teori secara ilmiah, dengan tujuan sebagai sarana (media)
pengujian penalaran ilmiah, sehingga manusia menjadi kritis dan cermat terhadap
kegiatan ilmiah. Artinya, seorang ilmuwan harus kritis terhadap teorinya
sendiri, sehingga dapat menghindarkan diri dari sikap solipsistik, yang
menganggap bahwa pendapatnyalah paling benar.
Filsafat
ilmu merupakan pohon dari banyaknya cabang-cabang ilmu lainnya, tidak hanya
pada teori sosial kritis, tetapi pula pada semua teori bersumber darinya. Oleh
karena itulah, ilmu akan selalu bermuatan filsafat, sehingga semua teori dapat
dijui kebenarannya.
III.
KESIMPULAN
1. Kedudukan
filsafat ilmu dalam sudut pandang ilmu sosial berdasarkan pada teori kritis,
yaitu filsafat ilmu sebagai bagian cabang filsafat memilki kedudukan yang
sangat sentral dan penting dalam pengembangan dan memberikan pemahaman terhadap
ilmu sosial kritis sebagai teori yang mengoreksi dan memberikan tanggapan
terhadap fenomena yang terjadi dalam kalangan masyarakat sosial.
2. Perspektif
ilmu sosial secara teori kritis mengenai filsafat ilmu, yaitu filsafat ilmu
berupaya memberikan landasan filosofis dan konsep teori yang membangun kesadaran
manusia untuk bersikap kritis terhadap keadaan yang ada dan terjadi.
DAFTAR
PUSTAKA
Haryanto, Sindung. 2016. Spektrum Teori Sosial: dari Klasik hingga
Postmodern. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media.
Ritzer, George dan Douglas J. Goodman.
2008. Teori Sosiologi Modern. (Terjemahan: Alimandan). Jakarta: Kencana Predana Media Group.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar