Jika
Jodohku di Tanganmu
Oleh
(NS)
Pertemuan
itu tak pernah aku sangka. Semuanya terjadi begitu saja. Di antara miliyaran
ciptaan-Nya, sosok indah sepertimu dipertemukan denganku. Meski itu dalam
suasana yang tak lazim. Haruskah aku mengingkari jika takdir dan jodoh itu
kitalah yang tentukan segalanya, walau ada campur tangan dari sang Maha
Pencipta.
Hari
dimana aku bertemu denganmu tanpa sengaja, aku menyapamu dengan acuh, meski aku
menyimpan rasa penasaran akan tentangmu.
Gaun
yang kau kenakan hari itu, semakin meronakan keindahanmu, hingga aku tak
hentinya bersyukur telah dipertemukan makhluk ciptaan-Nya yang begitu indah dan
tampak sempurna. Aku bahkan belum pernah bertemu sosok bidadari sebelumnya,
tetapi setelah melihatmu, aku jadi tahu bahwa sosok bidadari itu bukan hanya
dalam dunia metafisik dan abstrak semata, tetapi nyata dan aku melihatnya pada
dirimu.
Jika
pungguk berani merindukan rembulan, mengapa manusia tak pernah berani berharap
pada harapan? Setidaknya frasa itu mengingatkatknku akan segala kemungkinan
yang bisa terjadi, jika kita masih memiliki sebuah harapan.
Sesuatu
yang mendebarkan jantung dan menggetarkan hati kala pertemuan itu, aku mungkin bisa
menyebutnya cinta. Kata yang selalu terucap dibibir, tetapi bentuknya abstrak.
Mungkin masih dini aku menyimpulkan kata indah itu, namun hati tak dapat
diingkari dan juga didustai, sebab karenanyalah Romeo menggaikan jiwa tatkala
nekad menemui Juliet yang tak lain keluarganya adalah musuh keluarga Romeo.
Tetapi itulah cinta, segala bisa saja terjadi, sebab nalar dan logika tak lagi
berfungsi dengan baik, semuanya dikendalikan oleh hasrat yang menggebu dalam
hati. Semuanya akan tampak tak masuk akal, tapi bukankah manusia terciptanya
karena besarnya cinta Adam kepada Hawa? Segelumit tanya tentang cinta tidak
akan pernah hbis terjawab karena awalnya dimulai dari manusia pertema dan akan
berakhir hingga pada terakhir. Segalanya akan menguntai kata cinta hingga zaman
sampai pada peraduan waktunya.
Pepatah
selau mengisyaratkan bahwa segalanya indah pada waktunya, tetapi tak pernah
menjelaskan waktu yang sebenarnya. Entah waktu itu akan berlalu tanpa arti atau
bahkan berakhir tanpa kisah, segalanya tentang waktu tak pernah terjamah sevara
pasti. Kalimat itu hanya penghibur bagi mereka tercampakkan dari dunia yang
fana ini, di bawah bayang-bayang fatamorgana dengan semua keindahan yang semu dan
hampa.
Aku
mencintaimu meski aku sadari, diriku bukanlah lelaki yang pantas buatmu, dengan
segala kekuranganku, aku hanya bisa berharap bisa mencintaimu meski dirimu tak
dapat aku miliki, bukankah cinta tak selamanya harus memiliki, tetapi mencintai
lebih mulia daripada dicintai. Setidaknya itu bisa menghibur hatiku,
Setahun
telah berlalu saat perjumpaan kita di hari itu, kini kamu membaca kisahku dan
aku telah berada jauh di sisimu. Segalanya telah berbeda dan semuanya tak lagi
sama kala itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar